Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Sunday, October 31, 2010

Tiga Sahabat Gila [part 2]

Siang itu setelah jam pelajaran usai, Dewi mampir ke kelasku ingin bertemu dengan Ewit teman akrabnya. Kebetulan aku juga belum pulang saat itu, aku menoleh padanya begitu juga dia, dan masih dengan tatapannya yang sinis. Kemudian aku beranjak dari tempatku menuju pintu. Tapi setelah itu, suaranya menghentikan langkahku. Dengan perasaan deg-degan aku menoleh dan bertanya “kenapa?”. “hmm , tidak!” jawabnya polos. Kemudian aku berbalik dan meneruskan langkahku. Dengan sedikit senyuman aku membatin “Ah, nda jelas” . -.-‘
Keesokan harinya, aku atas suruhan wali kelasku Bu Arnida, masuk ke kelasnya. Disitu kulihat dia lagi tertawa bersama teman-teman ceweknya, entah apa yang mereka tertawakan. Tetapi tiba-tiba tawanya terhenti ketika ia melihatku masuk. “Loh, ada apa?” batinku. Dengan cuek aku langsung menghampiri meja Iki dan mengatakan bahwa dia dipanggil Bu Arnida ke kelasku. Setelah itu dengan buru-buru aku langsung keluar dan masuk kembali ke kelasku. Begitulah seterusnya jika kami berdua bertemu.
Pada saat kelas 8 SMP pun, aku dan Dewi belum juga akrab. Entah apa yang membuatnya aneh melihatku. Aku pernah berniat menanyakan padanya mengapa ia bersikap begitu, tetapi aku selalu mengurungkan niatku. Hanya dengan alasan aku malu jika harus bertatapan mata dengan Dewi. Pernah juga suatu saat aku konsultasi dengan beberapa teman ceweknya, aku menanyakan beberapa hal tentang Dewi. Kata teman-temannya dia juga menyukai Harry Potter sama sepertiku. Aku senang mendengar hal itu, ternyata kami berdua memiliki hobi yang sama.
Terbesit lagi niat untuk menyapanya, ingin bertukar cerita tentang Harry Potter bersamanya. Tapi, saat itu juga semuanya hilang hanya dengan alasan yang sama. Aku malu bertatapan mata dengan dia. Hari berlalu seperti biasa tanpa ada perubahan yang terjadi padaku dan Dewi. Aku hanya berani menatapnya dari kejauhan, berharap suatu saat kami berdua bisa menjadi seorang teman baik.

0 comments:

Post a Comment